Monday, March 28, 2016

Pengertian Sosialisasi

Masih ingatkah Anda saat pertama masuk SMA atau MA? Tentu Anda menghadapi suasana yang berbeda dengan suasana ketika Anda masih duduk di bangku SMP atau MTs. Contohnya, saat di SMP atau MTs, Anda ke sekolah mengenakan pakaian seragam berwarna biru putih, sedangkan sekarang harus berwarna abu-abu putih. Demikian juga, siswa prianya sekarang harus menggunakan celana panjang.

Selain itu, tentu banyak hal lain yang perlu Anda pelajari. Di antaranya, kebiasaan-kebiasaan dan norma-norma yang berlaku bagi siswa SMA atau MA. Oleh karena itu, di beberapa SMA atau MA dilakukan sebuah proses atau kegiatan yang disebut orientasi pengenalan sekolah. Umumnya, kegiatan itu dilakukan selama tiga hari atau seminggu. Dalam kegiatan tersebut, siswa-siswa baru dikenalkan dengan berbagai aturan, norma, nilai, dan kebiasaan yang berlaku di sekolah, seperti bagaimana cara menjaga kebersihan dan keindahan sekolah, dan bagaimana cara menjaga citra sekolah.

Sama seperti siswa sekolah, karyawan baru pun mengikuti masa orientasi yang dikenal sebagai training. Dalam masa tersebut, ia akan mempelajari cara-cara atau aturan yang berlaku di perusahaan tersebut. Proses-proses seperti ini sering disebut dengan istilah sosialisasi. Pada bagian berikut ini, kita akan mempelajari sosialisasi lebih mendalam. Ikutilah uraian berikut!

Anda tentu pernah memperhatikan binatang peliharaan, seperti kucing, ayam, atau burung. Binatang-binatang ini mencari makan dan mengasuh anaknya dengan cara-cara yang berbeda, namun relatif sama dengan sesama jenisnya. Cara mengasuh anak seekor kucing tentu relatif sama dengan kucing lainnya. Demikian pula dengan ayam atau burung. Namun demikian, perilaku binatang-binatang ini tidak didasarkan pada kehendak bebas tetapi didasarkan pada nalurinya. Contoh, seekor kucing memelihara anaknya bukan karena kesadaran untuk meneruskan keturunannya, tetapi karena secara alamiah kucing tersebut memiliki anak.

Berbeda dengan binatang, manusia harus memutuskan sendiri apa yang dilakukannya. Keputusan itu tentu didasarkan pada rasionalitasnya bahwa suatu hal harus dilakukan karena baik bagi dirinya dan hal lain tidak dilakukan karena tidak baik bagi dirinya atau orang lain. Contoh, seorang siswa belajar dengan giat karena ia sadar hal itu baik dan berguna bagi masa depannya.

Karena dilihat dan dirasakan baik (memiliki nilai tertentu yang dirasa baik), keputusan ini kemudian menjadi kebiasaan yang diikuti oleh individu-individu lain. Kebiasaan-kebiasaan ini kemudian ditegakkan menjadi bagian dari kebudayaan kelompok atau masyarakat tersebut. Contoh, keputusan untuk menuntut ilmu dilihat dan dirasa baik serta berguna bagi seseorang sehingga diikuti oleh banyak orang. Keputusan ini kemudian menjadi kebiasaan dan kebudayaan bagi kelompok atau masyarakat tersebut. Hal ini dilihat dari kebiasaan masyarakat tersebut untuk menyekolahkan anaknya ketika telah cukup umur.

Namun demikian, kebiasaan suatu kelompok manusia dapat berbeda dengan kelompok lain. Kebiasaan-kebiasaan yang berbeda tersebut mencakup bidang ekonomi, kekeluargaan (kekerabatan), pendidikan, agama, dan politik. Oleh karena itu, sering kita jumpai keanekaragaman kebiasaan dalam kelompok-kelompok masyarakat. Contoh, kelompok yang satu mempunyai kebiasaan menerima sesuatu dengan cara yang berbeda dengan kelompok yang lain. Ada yang menggunakan tangan kiri atau kanan sama sopannya. Ada pula yang memilih hanya menggunakan tangan kanan agar lebih sopan.

Kebiasaan-kebiasaan tersebut umumnya berusaha ditanamkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Tujuannya adalah agar anggota kelompok atau masyarakat dari generasi berikut dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebiasaan (nilai dan aturan) yang dianut kelompok atau masyarakat tersebut.

Penanaman atau proses belajar anggota kelompok atau masyarakat tentang kebiasaan-kebiasaan di dalam kelompok atau masyarakatnya dalam sosiologi disebut sosialisasi. Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Lalu apa kata para ahli tentang osialisasi?

1. Menurut Peter L. Berger, sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk menjadi anggota yang dapat berpartisipasi di dalam masyarakat.
2. Menurut David Gaslin, sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota kelompok masyarakat.

Menurut Berger dan sejumlah tokoh sosiologi, yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peran-peran. Bagaimana seseorang berperan sesuai dengan nilai, kebiasaan, dan norma yang berlaku dan ditransfer dari masyarakat atau kelompoknya. Sementara beberapa tokoh lain seperti Gaslin mengemukakan bahwa yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah nilai dan norma sosial. Oleh sebab itu, teori sosialisasi dari sejumlah tokoh sosiologi merupakan teori mengenai peran (role theory).

No comments:

Post a Comment