Thursday, March 24, 2016

Manusia sebagai Makhluk Ekonomi Sekaligus Makhluk Sosial

Kini, kita sudah mengetahui bahwa manusia merupakan makhluk ekonomi sekaligusmakhluk sosial. Artinya, manusia tidak boleh bertindak hanya memikirkan keuntungan bagi dirinya saja, tetapi ia juga harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan sosial. Ada kalanya kita memang harus mengambil keuntungan dari orang lain. Tetapi, ada kalanya juga kita harus bertindak tanpa mengharapkan balasan dari orang lain. Kedua sikap ini harus kita lakukan pada saat yang tepat.

Contoh, kamu memberikan pinjaman uang kepada temanmu untuk kepentingan usaha. Kamu tentu mengharapkan uang tersebut dikembalikan ditambah dengan bunga pinjamannya. Hal ini dapat kamu lakukan karena temanmu akan mendapat keuntungan dari usaha yang dijalankannya sehingga ia mampu meningkatkan kesejahteraannya dari uang yang kamu pinjamkan. Lain halnya jika kamu meminjamkan uang untuk membantu temanmu yang mendapat musibah, seperti kebakaran, kebanjiran, atau kematian. Kamu tentu tidak akan mengharapkan balasan.

Kita memang boleh saja selalu memikirkan keuntungan atau kerugian yang akan kita terima dalam bentuk uang. Tetapi, kita harus ingat bahwa tidak semua yang ada di dunia ini dapat dinilai dengan uang. Pada kegiatan gorong royong, misalnya, kita tidak perlu meminta bayaran karena kita sudah memberikan tenaga. Kita memang tidak mendapatkan uang dari kegiatan gotong royong, tetapi kita dapat bergaul dan mengenal tetangga lebih dekat lagi. Selain membutuhkan uang karena manusia bertindak sebagai makhluk ekonomi, kita juga membutuhkan hal-hal lain yang tidak berupa uang, seperti persahabatan atau rasa persaudaraan. Jadi, kita tidak harus selalu semata-mata menjadi makhluk ekonomi dengan alasan atau kondisi tertentu.

No comments:

Post a Comment