Monday, March 28, 2016

Bentuk Sosialisasi

Sosialisasi dapat kita bagi dalam dua bentuk, yakni sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Light, Keller, dan Callhoun mengemukakan bahwa setelah seseorang mendapatkan sosialisasi dini yang dinamakannya sosialisasi primer (prinzary socialization), maka selanjutnya ia akan mendapatkan sosialisasi sekunder (secondary sociallzation).

1. Sosialisasi primer adalah sosialisasi pada tahap-tahap awal kehidupan seseorang sebagai manusia. Berger dan Luckman menjelaskan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, di mana ia belajar menjadi anggota masyarakat. Hal itu dipelajarinya dalam keluarga. Sosialisasi primer akan mempengaruhi seorang anak untuk dapat membedakan dirinya dengan orang lain yang berada di sekitarnya, seperti ayah, ibu, kakak, dan adik.
2. Sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu ke dalam lingkungan di luar keluarganya, seperti sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.

Dalam proses sosialisasi sekunder sering dijumpai dalam masyarakat sebuah proses resosialisasi atau proses penyosialisasian ulang. Proses ini tedadi apabila sesuatu yang telah disosialisasikan dalam tahap sosialisasi primer berbeda dengan yang dilakukan dalam sosialisasi sekunder. Proses resosialisasi didahului dengan proses desosialisasi atau proses pencabutan dari apa yang telah dimiliki oleh individu seperti nilai dan norma. Goffman melihat bahwa peristiwa resosialisasi dan desosialisasi terjadi dalam sebuah bentuk total institusi. Proses resosialisasi dapat dilihat ketika seorang murid dari SMP ke SMA, mereka mengalami proses resosialisasi yang didahului oleh desosialisasi hal itu dilakukan dengan simbol mengganti pakaian putih biru menjadi putih abu-abu, serta melalui proses awal masuk di mana teman-teman senior maupun guru menjelaskan tentang peraturan di sekolah yang berbeda dengan peraturan di sekolah sebelumnya.

No comments:

Post a Comment