Saturday, March 26, 2016

Pengertian Identifikasi, Simpati dan Empati

Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Identifikasi sifatnya lebih mendalam dibandingkan imitasi karena dalam proses identifikasi, kepribadian seseorang bisa terbentuk. Orang melakukan proses identifikasi karena seringkali memerlukan tipe ideal tertentu dalam hidupnya. Contoh identifikasi terdapat pada seorang anak yang mengidolakan ayahnya. Ia berusaha mengidentifikasi dirinya seperti ayahnya karena sikap, perilaku, dan nilai yang dimiliki oleh ayahnya merupakan tipe yang ideal dan dapat berguna sebagai penuntun hidupnya.

Proses identifikasi dapat berlangsung secara sengaja dan tidak sengaja. Meskipun tanpa sengaja, orang yang mengidentifikasi tersebut benar-benar mengenal orang yang ia identifikasi sehingga sikap atau pandangan yang diidentifikasi benar-benar meresap ke dalam jiwanya. Contoh, biasanya pemain bulu tangkis junior punya pemain idola. Setiap idolanya bertanding, dia akan mengamati secara cermat bagaimana gaya dan strategi bermain idolanya tersebut. Kemudian ia meniru dan yakin bisa menjadi seperti idolanya.

Simpati
Simpati merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain dan merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang lain tersebut. Dalam proses ini, perasaan memegang peranan penting walaupun alasan utamanya adalah rasa ingin memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Contoh, ketika ada tetangga yang sedang tertimpa musibah, kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha untuk membantunya. Pada umumnya, simpati lebih banyak terlihat pada hubungan teman sebaya, hubungan ketetanggaan, atau hubungan pekerjaan.

Empati
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang. Contohnya, seorang ibu akan merasa kesepian ketika anaknya yang bersekolah di luar kota. Ia selalu rindu dan memikirkan anaknya tersebut sehingga jatuh sakit. Contoh lain, seorang pria baru saja menjenguk keluarganya yang mengalami kecelakaan. Orang tersebut kemudian jatuh sakit karena selalu membayangkan dan memikirkan kejadian yang menimpa keluarganya.

Faktor-faktor yang diuraikan di atas (imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati) merupakan faktor minimal yang menjadi dasar proses interaksi sosial. Simpati, empati, dan identifikasi lebih dalam pengaruhnya, namun prosesnya agak lambat jika dibandingkan dengan sugesti dan imitasi. Sugesti dan imitasi pengaruhnya kurang mendalam, namun prosesnya berlangsung cepat. Kelima faktor tersebut, cenderung berasal dari satu pihak individu atau bersifat psikologis.

No comments:

Post a Comment