Friday, March 25, 2016

Warisan Kebudayaan Kesultanan-Kesultanan Islam

Warisan Kebudayaan Kesultanan-Kesultanan Islam
1. Arsitektur
a. Makam
Jenazah seorang Muslim harus dimakamkan di dalam tanah dengan posisi membujur arah utara-selatan. Meskipun dalam Agama Islam ada perintah agar makam dibuat sesederhana mungkin, namun pengaruh dari kepercayaan sebelumnya menyebabkan banyak makam peninggalan masa lalu memiliki hiasan. Bangunan tambahan tersebut adalah struktur bangunan susun timbun yang mirip candi atau punden yang bernama kijing atau jirat. Selain itu, banyak pula makam yang diberikan bangunan pelindung yang disebut cungkup. Makam-makam Islam tertua yang ditemukan di Indonesia terdapat di Samudera Pasai (Aceh), di Leran (Gresik), dan Troloyo (dekat Mojokerto).

b. Masjid
Masjid merupakan tempat ibadah sekaligus tempat berkumpul bagi umat Islam. Di berbagai daerah di negeri ini kita masih bisa melihat berbagai masjid peninggalan zaman kejayaan kesultanan-kesultanan Islam di masa lalu.

Ditinjau dari segi arsitekturnya, masjid-masjid peninggalan zaman itu memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan masjid-masjid di negara-negara Muslim lainnya, yaitu atapnya tumpang, tiangnya didirikan di atas umpak, dan mempunyai gapura.

Hiasan masjid-masjid lama di Indonesia umumnya meneruskan tradisi hias zaman Hindu-Buddha dan asing lainnya. Hal tersebut bisa terlihat pada ukiran tempat berkhotbah yang mewah dengan gaya ornamen Hindu. Pahatan gaya Majapahit juga diterapkan pada hiasan tempelan batu kapur yang bermotif medalion. Gaya ini terlihat di Masjid Mantingan di Jepara dan Masjid Agung Cirebon. Pengaruh tradisi seni Cina terlihat pada penempelan piring porselen di dinding luar ruang mihrab serta dipakainya motif hias awan dan mega mendung sebagaimana dijumpai di Masjid Kasepuhan Cirebon. Sementara itu tradisi Hindu-Persia terlihat jelas pada bentuk kubah, tiang, dan menara Masjid Agung di Banda Aceh.

c. Keraton
Keraton merupakan tempat tinggal raja beserta keluarganya dan pusat kegiatan pemerintahan. Adapun bentuk dan ciri-ciri keraton bercorak Islam, yaitu dikelilingi parit, ada halaman, dan alun-alun. Keraton-keraton tua di Indonesia masih bisa dilihat di Demak, Yogyakarta, Aceh, dan Ternate.

2. Kesusastraan
Dalam bidang kesusastraan, pengaruh Islam yang paling utama adalah diperkenalkannya huruf dan bahasa Arab di Indonesia. Hal ini sendiri merupakan bagian dari bentuk penghormatan terhadap bahasa dan huruf Al Quran.

Di antara bentuk-bentuk kesusastraan yang dipengaruhi oleh Agama Islam terdapat apa yang disebut sebagai hikayat, syair, dan suluk.

a. Hikayat
Berasal dari kata Arab hikayah. Karya sastra berisi suatu cerita, baik sejarah maupun cerita roman fiktif. Dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekedar meramaikan pesta. Cerita tersebut ada yang sudah tertulis dan ada pula yang masih berupa cerita dari mulut ke mulut. Beberapa contoh hikayat dalam sastra Melayu, yaitu Hikayat Hang Tuah dan Hikayat Raja-raja Pasai .

b. Syair
Berasal dari kata Arab syair dan merupakan bentuk puisi lama dalam kesusastraan Melayu. Asal-usul syair di Indonesia bisa dicari pada syair-syair tasawuf Hamzah Fansuri, sebagai pencipta asal bentuk syair dalam kesusastraan Melayu. Jenis syair umumnya dibagi menurut isinya, seperti ada syair panji, syair cerita percintaan, syair sejarah, syair agama, dan nasihat. Contoh syair terkenal ialah Syair Perahu karya Hamzah Fanshuri.

c. Suluk
Suluk merupakan cerita wejangan para tokoh agama Islam tentang ketuhanan. Umumnya membahas masalah soal iman serta cara mendekatkan diri pada Tuhan. Contoh dari bentuk sastra ini, yaitu Suluk Wijil, yang berisi nasihat Sunan Bonang kepada muridnya yang bernama Wijil. Ia merupakan orang kerdil bekas abdi Kerajaan Majapahit.

3. Kesenian dan Tradisi
Ada banyak warisan Islam dalam hal kesenian dan tradisi yang masih lestari hingga saat ini. Di antara bentuk kesenian Islam yang paling terkenal ialah kaligrafi, yaitu tulisan indah yang berisi ajaran-ajaran Islam. Bentuk kesenian Islam lainnya, antara lain adalah wayang purwa di Jawa Tengah dan debus di Banten.

No comments:

Post a Comment